Betapa tidak menyenangkan apabila dia yang tidak dicinta mengharap cinta yang tak ada untuknya. Selain itu, sms dan telpon darinya terasa membosankan. Tak ada hasrat untuk membalas sms dan mengangkat telpon darinya. Jika ku membalas hanya sekedar keterpaksaan belaka, Jika ku angkat, hanya untuk menghargai dan menjaga perasaannya saja.
Ingin rasanya mulut ini berkata, menyuruhnya untuk berhenti menggangguku dengan pertanyaan-pertanyaannya yang gak peting.
("Met Pagi …., Sudah makan belum?, Met shalat….," dll ).
Rasanya pulsaku sangat berarti dan sayang sekali bila ku habiskan untuk membalas smsnya yang itu-itu saja isinya.
Rasanya waktuku sangat sedikit dan tak ingin kubuang percuma untuk menerima telponnya walaupun hanya sedetik saja.
Tapi, Kenapa dengan si Afqan? Walau sibuk, aku ingin selalu diganggu olehnya. Tiap detik, menit, jam, dan har aku selalu menantikan sms dan telpon darinya. Kalau bisa sich dirinya langsung yang ada di depanku. He3x….!!!
Tak ada kata bosan dengan sms yang hanya bertuliskan ("Hi…"). Tak ada kata mengantuk dan lelah setelah beraktivitas seharian bila ada telpon darinya. Walau sekalipun aku telah terlelap dalam buaian mimpi indah, rela terjaga tanpa harus bersungut-sungut mengangkat telpon darinya.
Mungkinkah virus cinta telah menyebar pada setiap rongga-rongga yang ada pada diriku? Mungkin saja. Dan aku rela virus itu beranak-pinak dalam istana cinta hatiku. Serta tak akan pernah ku delete, walau virus itu akan membinasakanku.
Ada yang mempunyai cerita yang sama dengan cerita di atas?
Bonus:
KLIK Disini (Bonusnya, yaaa)
